Inilah 3 Kisah Inspiratif Dalam Penuhi Panggilan Haji!

Nenek Ponirep | Gambar: islampos.com
Haji menjadi rukun silam kelima yang dianjurkan dilakukan umat muslim. Pastinya Anda bisa mengikuti apabila punya kemampuan finansial dan fisik. Apalagi termasuk sebagai ibadah yang butuh biaya besar bagi masyarakat.

Jangan lupa jika terdapat banyak aktivitas atau kegiatan harus dilakukan. Tidak heran membutuhkan kekuatan hingga kemampuan fisik memadai. Jadi, bisa melaksanakan tata caranya dengan baik sampai pulang sebagai haji mabrur.

Ibadah satu ini memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Misalnya dapat menghapus dosa, dijauhkan dari kefakiran, dan dijanjikan surga oleh Allah. Jadi wajar jika ibadah haji sangat diimpi-impikan oleh setiap muslim. Tak terkecuali bagi mereka yang ekonomi kurang baik.

Nah, dibawah ini kita akan membahas beberapa kisah inspiratif yang mampu pergi haji walaupun keadaan ekonominya kurang baik.

1. Tukang Bakso Bisa Naik Haji Setelah Menabung Puluhan Tahun

Apabila melihat sinetron, mungkin pernah mendengar tukang bubur naik haji. Tapi dalam dunia nyata ada juga kisah pedagang makanan berhaji tepatnya tukang bakso. Kisah ini dibagikan langsung oleh Sugiono Mintoharjo.

Sebenarnya kegiatan utama Sugiono sehari-hari memang berjualan bakso secara keliling. Dia sukses menunaikan ibadah ke rumah Allah setelah menabung puluhan tahun lalu. Bahkan sudah sering mengumpulkan uang dimulai dari 1978.

Karena profesinya sebagai seorang tukang bakso keliling, menyebabkannya tidak ada penghasilan tetap. Bahkan pendapatan dari satu hari dengan lainnya selalu berbeda. Wajar apabila menabung atau mencicil biayanya sering tersendat.

Selain itu harus menghadapi fakta waktu tunggunya terbilang lama. Begitu juga dengan jumlah biaya tidak sedikit menyebabkan kesulitan besar. Tapi ternyata tidak mau menyerah dan tetap berkeinginan menabung demi berhaji.

Pria dari Jawa Timur ini tetap bersemangat dalam bekerja maupun menabung. Bahkan tetap rela mengumpulkan sedikit demi sedikit dari hasilnya berjualan bakso. Asalkan bisa menunaikan ibadah haji tetap semangat menabung.

Penghasilan Sugiono setiap harinya tidak mencapai angka 50 ribu. Tapi dia sudah menabung dari 1978 sehingga tabungannya sudah lumayan mencukupi. Baru pada tahun 2013 uangnya cukup untuk dipakai mendaftarkan diri.

Apalagi sebelumnya Sugiono mendapatkan penawaran mendaftar asal punya uang 12 juta. Ternyata uang yang telah sukses dikumpulkan mencapai 35 juta. Tidak heran jika semakin mudah untuk pergi haji sesuai impiannya.

2. Kisah Kuli Bangunan Sukses Penuhi Panggilan Haji

Mohammad Djaelani bergabung dengan jamaah haji kloter 7 embarkasi kota Surabaya. Dari dulu beliau memimpikan untuk menunaikan rukun Islam ke-lima. Bahkan sama sekali tidak menyangka kalau doanya benar-benar dikabulkan.

Apalagi pekerjaannya sebagai kuli bangunan sempat menjadikan halangan dalam pikirannya. Tapi ternyata setiap tetesan keringat yang keluar dari tubuhnya menjadi bukti. Dia ingin mewujudkan impian agar memenuhi panggulan Alloh.

Sebenarnya Djaelani menganggap bahwa dirinya orang miskin dan tidak terbayang naik haji. Terlebih untuk makan setiap harinya terbilang susah. Belum lagi dengan pekerjaan sebagai kuli bangunan yang bayarannya tidak banyak.

Dia mulai menjadi kuli bangunan setelah merantau pada 1980. Penghasilannya pada masa tersebut sangat tidak menentu tapi tetap ditabung. Lalu pada tahun 2007 kemudian sukses mengumpulkan uang sebanyak 5 juta.

Uang yang sukses dikumpulkan dipakai membeli sapi. Tapi dua tahun kemudian sapi tersebut dijual sehingga meraih uang lebih besar. Hasil dari penjualan sapi tersebut juga dipakai untuk membeli sebidang tanah.

Keinginan dan doa Djaelani untuk menunaikan ibadah haji ternyata semakin terlihat setelahnya. Terutama karena ada seorang dermawan membeli tanah senilai 25 juta. Padahal awalnya hanya ingin dijual sebanyak 10 juta.

Dengan jumlah uang 25 juta rupiah ternyata cukup untuk mendaftar berhaji. Selanjutnya Djaelani tambah semangat untuk menabung dan membeli sapi kembali. Lalu menjual sapi tersebut sehingga bisa melunasi biaya hajinya.

3. Menabung Selama 20 Tahun Penjual Daun Pisang Bisa Pergi Haji

Salah satu kisah inspiratif yang mengejutkan banyak orang adalah cerita berhaji Ponirep. Nenek asal Lampung berumur 90 tahun ini sukses menerima panggilan Allah untuk berhaji setelah menunggu setidaknya selama 20 tahun.

Beliau menjadi calon jamaah haji dari Lampung Selatan yang gigih dan pantang menyerah untuk tunaikan rukun islam kelima walaupun uang yang dikumpulkan ternyata tidak mudah yaitu hanya dari hasil berjualan daun pisang.

Daun pisang yang dijual setiap dahanya beliau ambil sendiri dikebun dan kemudian dijual di Pasar Sidomulyo. Selain itu, Ponirep juga menitipkan jualan pada kerabatnya.

Dari penjualan tersebut setiap harinya rata-rata Ponirep memperoleh uang 10-20 ribuan saja. Dan setengah hasil berjualannya ditabung. Bahkan senantiasa selama 20 tahun tidak pernah berhenti menabung dan berdoa. Hingga akhirnya keinginan kuat untuk menunaikan rukun Islam ke-lima (haji) terwujud.

Menurut sang anak dan para cucunya tidak ada yang mengetahui niat baiknya tersebut. Bahkan mereka merasa kaget setelah diminta mendaftarkan naik haji. Awalnya benar-benar terkejut karena mampu mengumpulkan uang sebanyak itu.

Sang ibu menitipkan sejumlah uang untuk ditabung ke bank dan menginginkannya sebagai rahasia. Walaupun Ponirep berumur 90 tahun, jelas semangatnya tetap tinggi. Terutama berusaha mencari akhir bahagia setelah diakhirat.

Kisah Inspiratif Mendorong Orang Berjuang ke Tanah Suci

Inspirasi umat muslim yang berhasil naik haji dengan kondisi ekonomi kurang baik tentu positif. Karena dapat mendorong kita lebih semangat lagi dalam berusaha menunaikan panggilan haji ke Baitullah. Berdasarkan kisah tersebut bisa mulai mengumpulkan uang.

Generasi milenial tetap dapat mengumpulkan dana tabungan haji sejak dini. Apalagi saat ini kebanyakan orang yang berhaji sudah lanjut usia. Antrean panjang membuat Anda wajib mendaftarkan diri walaupun masih mudah.

Berusaha keras mengumpulkan uang dan mengikuti kisah inspiratif diatas tentu menjadi kunci. Pembelajaran pantang menyerah meski penghasilan tidak menentu pastinya sangat berguna. Apalagi jika penghasilan Anda lebih baik, pasti bisa cepat berhaji baik melalui program haji reguler ataupun haji plus.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama